SELAMAT DATANG di DUNIA TELEMATIKA INDONESIA

Blog Dunia Telematika Indonesia adalah sebuah Forum untuk Berkomunikasi, Berdialog dan Penyampaian Informast Terbaru tentang berbagai Permasalahan Telematika di Indonesia, serta berbagai Pemasalahan Nasional yang strategis untuk dibahas di Forum ini.

Semoga dengan kehadiran Blog "DuniaTelematika" masyarakat telematika Indonesia dan masyarakat Indonesia akan makin berkembang dan maju pesat untuk memajukan perekonomian Indonesia.

AdBrite

Selasa, 25 Maret 2008

Membangkitkan Kembali Semangat IGOS adalah langkah terbaik demi Kepentingan Nasional Bangsa Indonesia

Hari ini kita menerima khabar sangat menggembirakan dari Bapak
MenRistek, bahwa akhirnya Pemerintah memutuskan akan membangkitkan
kembali Semangat Indonesia Go Open Source (IGOS) yang sudah lama sekali
ditunggu oleh Masyarakat Telematika Indonesia.

Pilihan gerakan IGOS adalah sangat tepat bagi kepentingan Nasional
Indonesia. Mengapa?

1. Linux dan Software Aplikasinya dan MS Windows dan SW Aplikasinya
memiliki feature dan kecanggihan yang seimbang, malah Software Aplikasi
Multimedia Office (Open Source - Plata Software) memilki features yang
lebih banyak dari MS Office. Jadi untuk aplikasi komputer pada umumnya
kedua sistem sangat berimbang.

2. Linux dan SW Aplikasinya dapat diperoleh secara gratis atau sangat
murah, tanpa melanggar HAKI. Sedangan MS Windows dan Aplikasi
Proprietary harganya lebih mahal dari harga sebuah Laptop atau PC
hardware, umunya diluar jangkauan kantong masyarakat Indonesia.

3. Bila kita membeli MS Windows dan Aplikasi Proprietary, maka
sebagian besar akan berupa Devisa yang harus dikirim ke LN (Mengurangi
cadangan Devisa Nasional). Sebaliknya bila kita membeli Linux dan SW
Aplikasi Open Source, maka tidak ada satu sen-pun devisa yang harus
dikirim ke LN.

4. Revenue dari bisnis Open Source berupa Customization, Software
Development, Training, Education, Certification, After Sales, dll, yang
semuanya dapat dikerjakan oleh bangsa Indonesia, sebab Source Code-nya
dapat dibuka dan dikembangkan bersama. Sedangkan untuk bisnis Software
Proprietary yang bisa melaksanakan hal-hal tersebut diatas pada umumnya
adalah pihak pemilik software itu yang umumnya adalah negara lain,
sebab Source Code-nya hanya boleh diketahui oleh pemilik software itu
sendiri.

5. Bagi Perusahaan/Individu yang punya dan cukup, dipesilahkan memilih
Software Proprietary sesuai kebutuhannya. Namun melalui Gerakan IGOS,
masyarakat Indonesia pada umumnya yang memilki dana terbatas dianjurkan
untuk menggunakan Software-software Open Source. Penggunaan Software
Proprietary tanpa lisensi merupakan pelanggaran UU HAKI dan tidak
direkomendasikan oleh Gerakan IGOS.

6. Dengan Masyarakat Indonesia semuanya menggunakan Software Legal,
baik itu Open Source maupun Software Proprietary berlisensi, maka
Indonesia punya bargaining position yang sangat kuat.
Citra Indonesia di dunia Internasional akan meningkat tajam, menjadi
negara dengan tingkat penggunaan Software Illegal terkecil di dunia.
Ini sangat diperlukan agar Indonesia tidak terkena embargo ekonomi atau
perdagangan dari negara yang merasa dirugikan.

7. Dengan semuanya menggunakan Software Legal, baik Open Source maupun
SW Proprietary, maka Industri Warnet Indonesia akan menjadi sehat,
tidak ada pemain yang mendapat competitive advantage secara tidak fair
(karena tidak ada yang pakai software bajakan).

8. Bila Bill Gates hadir di Indonesia pada awal Mei 2008, dan kondisi
butir 6 diatas dapat tercapai sebagian, maka kita memilki bargaining
position yang sangat kuat untuk menekan agar harga2 Software
Proprietary khusus bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk
diturunkan harganya. Kita punya pilihan, kalau tetap mahal, maka kita
pilih Software Open Source. Kita tidak perlu mengemis, minta maaf atau
minta ampun kepada Bill Gates, sebab kita tidak melakukan pelanggaran
hukum apapun. Para Pemimpin Indonesia bisa berdiri tegap, tidak perlu
membungkuk-bungkuk berhadapan dengan Bill Gates, sebab kita bukan
golongan peminta-minta.

Silahkan kawan2 memberikan tanggapan atau persetujuan, dan bila ada
alternatif lain yang lebih baik, silahkan disampaikan di Forum ini.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalam,
S Roestam
--------------------
Bagi yang belum ikut Voting Penggunaan Software PC/Laptop masing-masing, silahkan buka URL:
http://duniatelematika.blogspot.com

Minggu, 23 Maret 2008

Data Tingkat Penggunaan Software Illegal menurut BSA tahun 2006 adalah 85%, Sedangkan Survey Terbuka 2008 menunjukkan 75%

Data Tingkat Penggunaan Software Illegal menurut hasil Survey BSA Tahun 2006 menunjukkan penurunan ke angka 85%, turun dari angka 87% Tahun 2005.

Sedangkan angka Tingkat Penggunaan Software Illegal menurut Survey Terbuka 2008 pada hari ke-7, Minggu 23 Maret 2008 hanya menunjukkan angka sebesar 75%.

Oleh karena BSA belum punya data Hasil Survey Tahun 2008, maka dapat dipakai Hasil Survey Terbuka Tahun 2008 dengan angka Tingkat Penggunaan Software Illegal di Indonesia sebesar 75%.

Data Lengkap hasil Survey Terbuka Tahun 2008 dapat dilihat pada halaman atas Blog ini

Data lengkap dari Survey BSA Tahun 2006 dapat langsung dilihat pada URL: BSA Global Piracy Study 2006

Data Kerugian Asia Pasifik Menurut BSA Tahun 2003 dapat dilihat pada URL: Kerugian Penggunaan Software Illegal 2003 Asia Pasifik

Sedangkan daat Kerugian Global Menurut BSA Tahun 2006 dapat dilihay pada URL: Kerugian Penggunaan Software Illegal Global 2006


Oleh karena belum ada Data hasil Survey BSA Tahun 2008, maka angka Hasil Survey Terbuka 2008 melalui URL:

http://duniatelematika.blogspot.com adalah yang lebih valid.

Silahlkan ditanggapi.

Rabu, 19 Maret 2008

Tips untuk Tidak Menggunakan Software Illegal

Bapak2, Ibu2 dan Kawan2 yang kami hormati,

PRESS RELEASE Hasil Survey/Polling Penggunaan Software Illegal sampai dengan hari ke-7 Minggu, 23 Maret 2008 menghasilkan Score sbb:

Operating System Proprietary (Windows/Mac) Legal dan SW Aplikasi Proprietary Legal: 12 (2%)

Operating System Proprietary (Windows/Mac) Legal dan SW Aplikasi Open Source: 31 (7%)

Operating System Linux dan SW Aplikasi Open Source: 63 (14%)

Operating System Proprietary (Windows/Mac) Illegal dan SW Aplikasi Open Source: 7 (1%)

Operating System Proprietary (Windows/Mac) Illegal dan SW Aplikasi Illegal (atau Legal+Illegal): 328 (74%)



Total Responden adalah 441 orang, dan rasio Penggunaan SW Illegal vs SW Legal adalah sebesar 75% (335 responden) vs 23% (96 responden).

Walaupun % Penggunaan SW Illegal hasil Survey/Polling ini sebesar 75%, yang masih dibawah angka yang sering dikutip pihak asing sebesar 85%, namun kami khawatir bila angka tersebut meningkat mendekati 85% atau bisa jadi lebih besar dari angka tersebut diatas, sejalan dengan meningkatnya jumlah pesarta Survey/Polling.

Ada empat penyebab utama mengapa banyak para pemakai Komputer/PC/Laptop di Indonesia memakai SW Illegal, yaitu:

1.Harga Software Proprietary yang sangat tinggi dibandingkan dengat daya beli masyarakat Indonesia pada umumnya, menyebabkan banyak yang mengambil jalan pintas untuk melakukan pembajakan Software Proprietary.
2.Kebiasaan Masyarakat Indonesia pada umumnya yang sudah mendarah-daging menggunakan Software Proprietary berbasiskan MS Windows.
3.Murahnya dan mudahnya Masyarakat Indonesia untuk memperoleh Software-software Proprietary Bajakan.
4.Kurangnya sosialisasi dan promosi penggunaan Software Open Source sebagai alternatif yang sangat tepat, karena dapat diperoleh secara gratis atau murah tanpa melanggar UU HAKI.

Dalam kerangka untuk membangun Masyarakat Indonesia yang tertib hukum dan dalam rangka untuk meningkatkan citra Bangsa dan Negara Indonesia di dunia Internasional, maka kami menyarankan agar:

1.Bagi Perusahaan/Lembaga/Instansi/Individu yang memiliki dana yang cukup, maka dipersilahkan untuk menggunakan Software-software Proprietary Legal (ber-Lisensi) sesuai kebutuhannya.
2.Bagi Perusahaan/Lembaga/Instansi/Individu yang hanya memiliki dana yang terbatas, maka direkomendasikan untuk menggunakan:
Software Operating System Proprietary (Windows/Mac) yang Legal (ber-Lisensi) dan Software Aplikasi Open Source atau kombinasi SW Aplikasi Open Source dan Proprietary Legal
Operating System Open Source dan SW Aplikasi Open Source

Kami ingin tambahkan pula bahwa saat ini telah tersedia di Internet yang dapat di-download secara gratis, sebuah paket lengkap Software2 Aplikasi, yaitu Multimedia Office dari Plata Software buatan Spanyol (ber-lisensi GPL -General Public License), yang berisikan:

1.MultimediaOffice Audacity Sound Editor
2.MultimediaOffice Base (Data Base)
3.MultimediaOffice Calc (Excel)
4.MultimediaOffice Draw (Paint)
5.MultimediaOffice GIMP Image Editor (Photoshop)
6.MultimediaOffice Impress (Power Point)
7.MultimediaOffice Math (Mathematical expressions)
8.MultimediaOffice Opera web Browser
9.MultimediaOffice Thunderbird e-mail (Outlook Express)
10.MultimediaOffice Virtual Dub Video
11.MultimediaOffice Writer (Word)

Kesemuanya di-kompress dalam satu file sebesar 52 Mbytes.
Lokasi URL dari Plata Software Inc,. adalah di:

http://www.platasoft.eu/main/?

Kami harapkan informasi ini dapat dengan drastis menurunkan Tingkat Penggunaan Software Illegal di Indonesia, bila mungkin menjadi yang ter-rendah di Dunia. Insya Allah!

Wassalam,
S Roestam

Minggu, 09 Maret 2008

Adakah Alternatif BBM dan Sumber Daya Listrik?

Terlampir sebuah pemikiran tentang nasib warnet yang akan gulung tikar karena rencana Pemerintah/PLN melakukan peraturan penghematan listrik yg secara efektif menaikkan tarif rata2, dengan akibat memangkas profit margin mereka,

Ini sama dengan rencana Pemerintah/Pertamina untuk membuat peraturan penghematan BBM/bensin pada bulan mendatang, yg secara efektif akan menaikkan tarif rata2 BBM/bensin itu sendiri.

Apakah ini merupakan sebuah scenario yg terencana rapi, guna menghindari halangan dari DPR/masyarakat kalau pakai cara menaikkan harga tiap jenis BBM/bensin? Dalam kasus PLN/Listrik, pakai cara pembatasan pemakaian. kalau lebih, bayar mahal. Kesan kami, ini sebuah akal2an yg cerdik!

Yang akan terkena dampak langsung adalah para UKM, dan masyarakat kecil, sebab sumber daya mereka sangat terbatas.

Mengapa Pemerintah tidak pernah memikirkan berbagai alternatif lain agar tidak perlu ada kenaikan harga2 bensin,solar, minyak tanah, listrik, air dll?
Kok dalam benak Pemerintah yg terpikir hanyalah HARGA BBM NAIK, TARIF LISTRIK NAIK terus-terusan saja??

Jangan mengatakan bahwa harga BBM dan minyak tanah harus naik, sebab harga2 di LN sudah merangkah naik! Bukankah minyak bumi itu kita sedot dari bumi Negara Republik Indonesia, jadi soal harga2 LN naik bukan menjadi penyebab naiknya harga minyak ex Bumi Indonesia!

Soal alternatif agar tidak perlu ada kenaikan harga2 dan tarif adalah sbb:

  1. Minyak tanah dapat diganti dengan briket arang dari bahan sampah yg berlimpah produksi tiap kota. Pemerintah cukup mempelopori cara pembuatan briket arang ini dengan memberikan petunjuk dan instruksi di tiap kota di Indonesia, Biarkan muncul produsen2 lokal, yg sekaligus menciptakan enterpreneur2 lokal. Contoh yg sudah ada adalah di kota Ciamis, dengan peloipor pak Ujang, yg menjual briket batubara Rp 1.600/kg, jauh lebih murah dari pada harga minyak tanah atau Elpiji.
  2. Untuk penghematan penggunaan BBM untuk transportasi, saran kami adalah perluasan budaya kerja Teleworking atau Telcommuting, yang sekaligus juga akan mengurangi kemacetan di jalan-jalan di kota besar, sebab dengan budaya kerja baru ini, maka akan makin jarang executives dan karyawan yang pergi kekantor untuk menyampaikan hasil kerja mereka. Mereka cukup memanfaatkan jaringan Broadband Internet (yang diramalkan sesuai MOU DEPKOMINFO dan The Habibie Center mencapai 20-juta pengguna tahun 2008 ini). Pagi tadi saya secara tidak sengaja bertemu dengan President & CEO PT INCO Indonesia, bapak Arief S. Siregar di lapangan golf Dago, setelah malamnya menghadiri acara mantu pak Cahyana. Pak Arief secara tegas menyatakan bahwa budaya kerja Teleworking/Telecommuting ini telah lama diterapkan di PT INCO Indonesia, seperti halnya di PT IBM Indonesia, Ernst & Young Consulting, PT Hewlett Packard Indonesia dan PT Microsoft Indonesia. Jaringan Broadband 3G dan 3,5G serta semi broadband (GPRS) telah tersebar luas di kota2 di Indonesia. Selain itu juga sudah cukup banyak tersedia warnet2 dan HotSpot yg berbayar maupun gratisan, sebagaimana hasil Diskusi Roundtable minggu lalu, yang ternyata tarif Internet Indonesia termasuk yg termurah di dunia. Kalau Perusahaan Asing/Konsultan Asing di Indonesia bisa menerapkan Teleworking/Telecommuting, mengapa BUMN, Swasta Indonesia dan Instansi Pemerintah tidak bisa??
  3. Tentang alternatif sumber daya listrik, ada dua alternatif. Yang pertama adalah dengan memanfaatkan Energi Matahari yang berlimpah. Kalau kita produksi secara massal Solar Panel-Solar Panel, maka harganya bisa turun. Kalau setiap rumah di Indonesia dipasang Solar Panel, maka kebutuhan energi listrik dari PLN akan bisa sangat dikurangi, sehingga tidak perlu ada akal2an untuk menghemat listrik, yg ujung2nya hanyalah mencekik leher rakyat Indonesia.
  4. Alternatif kedua sumber daya listrik, adalah dengan memprodusir secara massal sumber daya listrik dari Fuel Cell, sehingga harga retailnya di Indonesia menjadi murah.Bahan bakunya adalah air (H2O) yang berlimpah. Saya pernah melihat referensi tentang hal ini di Internet. Info lengkapnya akan kami susulkan.

Silahkan ditanggapi, atau dilakukan langkah-langkah penerapannya di Indonesia.
Semoga memberikan kesejahteraan bagi bangsa dan negara Indonesia.
----------------------------------------------0-----------------------------------------------

Pengusaha Warnet Mulai Berpikir untuk Alih Usaha

Kebijakan pemerintah akan memberikan disinsentif dan insentif dalam pemakaian listrik juga akan berdampak besar pada beberapa usaha kecil dan menengah yang sangat bergantung pada listrik. Beberapa pengusaha bahkan mulai memikirkan untuk alih usaha karena tidak mudah melakukan penghematan listrik.

Sesuai penggunaannya, kami menggunakan sambungan listrik 2.200 VA.
Tidak mungkin menghemat listrik. Tagihan pasti membengkak dan pendapatan akan turun drastis jika kebijakan baru PLN diterapkan. Mungkin usaha kami ini harus ditutup dulu,” kata Andika, pemilik warung internet (warnet) di Jalan Kimia, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat.

Memes Then (38), pengusaha fotokopi di bilangan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, mengatakan, jika pengeluaran untuk listrik naik terus, entah karena kenaikan tarif maupun disinsentif, biaya operasional pasti membengkak.

Padahal kalau kami kena pemadaman listrik, kami rugi besar. Dan, PLN tidak mau menanggung kerugian kami,” ungkap Memes. Dia mencontohkan, dalam satu hari dia harus membayar upah pegawai Rp 50.000. Karena dia memiliki 17 pegawai, maka setiap hari dia harus merogoh kocek Rp 850.000. Upah ini harus tetap ia bayarkan karena usahanya tidak berjalan bukan karena kesalahan pegawai.

Menurut Andika, rata-rata setiap hari terdapat 10 komputer yang efektif digunakan. Setiap komputer dinyalakan tanpa henti selama sekitar 10 jam.

Omzet per hari mencapai Rp 500.000. Sebanyak 5-7 persen dari omzet tersebut untuk membayar listrik. Padahal, Andika harus membayar upah tiga pegawai, sewa tempat, langganan sambungan internet, dan perawatan peralatan. (SF/NEL/ARN)

Senin, 03 Maret 2008

Internet Murah untuk Indonesia

Biaya Layanan Jasa Internet di Indonesia selama ini dikenal mahal dibandingkan dengan biaya layanan Internet di negara-negara tetangga Asean, India, Cina, maupun di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Korea dan Jepang.

Tetapi dewasa ini benarkah sinyalemen masyarakat pada umumnya bahwa biaya Layanan Jasa Internet di Indonesia masih seperti kenyataan beberapa tahun yang lalu, yang dianggap mahal atau sangat mahal?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, maka MASTEL bekerjasama dengan INDOSAT/IM2 menyelenggarakan Roundtable Discussion tentang “Internet Murah untuk Indonesia” pada hari Jumat siang, pukul 14:00-17:00 WIB di Gedung INDOSAT, jl. Merdeka Barat 21, Jakarta, dengan para Narasumber sbb:

1. Ibu Sylvia Sumarlin - Ketua Umum APJII
2. Bapak D. Herry Swandito - Sales& Marketing Director PT INDOSATM2
3. Bapak M. Marpaung, Senior Manager Voice & Internet, Divisi
Multimedia PT TELKOM
4. Bapak Sumitro Roestam, Ketua MASTEL

dan Moderator: Bapak Damsyiruddin Siregar - Ketua MASTEL.

Peserta yang hadir tidaklah sebanyak para vokalis Milis MASTEL dan Telematika, namun cukup merepresentasikan para operator, ISP, NAP, pengguna dan pemerhati Internet, seperti : Bapak Gisi Suseno Hadihardjono - Ketua Umum MASTEL, Bapak Arnold Djiwatampu- Konsultan Telematika, Bapak Sukarno Abdulrahman - Senior MASTEL, Ibu Retno - Sekjen MASTEL, Bapak Setyanto P. Santosa, Sesepuh TELKOM, Bapak Marcellus Ardiwinata -Deputy Director First Media, Bapak Naswil Idris - pemerhati telematika, serta para executives dari operator telekomunikasi, ISP dan NAP Indonesia turut hadir meramaikan diskusi
tersebut.

Para Narasumber ternyata menyampaikan optimisme tentang layanan Internet di Indonesia, dimana jumlah pelanggan Internet saat ini sudah mencapai 2,7 juta orang, sedangkan yang mengakses Internet, baik itu sebagai pelanggan maupun yang memanfaatakan sarana umum (warnet) ataupun saran kantor, rumah, HP, PDA, dan lain-lainnya adalah sebanyak 27 juta orang, atau sekitar 12% penduduk Indonesia.

Tentang tarif layanan jasa Internet di Indonesia ternyata juga sudah sama atau sedikit lebih mahal dari tarif layanan Internet yang termurah di dunia, dimana ringkasannya didasarkan atas jenis mode akses Internet adalah sbb:

1. Dialup PSTN Telkomnet Speedy, tarifnya Rp 57/menit
2. Dialup CDMA 2000 1x EVDO StarOne dan Fren, tarifnya Rp 47/menit
3. ADSL Telkomsspeedy, tarifnya Rp 350/Mbyte
4. Semi-Broadband GPRS 115 kpbs max, tarif awalnya sekitar Rp 10/kbyte
5. Broadband EDGE s/d HSDPA 7,2 Mbps tarif Pasca Bayar Rp 350/Mbyte dan IM2 Prabayar Rp 600/Mbyte
6. Akses via RT/RW-net, tarif Flat-Rate Rp 50.000-Rp 200.000/bulan
7. Akses via Power LineCommunications (PLC), harga pokok Rp 80.000 /bulan/pelanggan dan harga jual= Rp 120.000/bulan/pelanggan Flat-Rate
8. Akses via HotSpot WiFi ada yg berbayar (sekitar Rp 5.000-10.000 /jam) dan gratis (TELKOM, 6.000 lokasi)
9. Akses via HP, PDA dan Infra Red atau Bluetooth, tarifnya sesuai layanan Operator Mobile GSM, 3G dan CDMA
10.Akses via Warnet dan Cybercafe, tarifnya Rp 3.000-10.000/jam

Kesimpulannya adalah sbb:

1. Tarif Internet di Indonesia dinilai cukup wajar dibandingkan dengan tarif di USA, Australia, Malaysia dan Singapore, namun sedikit diatas tarif di India.
2. Untuk mengurangi traffic ke LN, dan dengan demikian untuk menurunkan tarif layanan Internet, maka agar diperbanyak konten DN dan peering antar ISP di Indonesia.
3. Subsidi biaya dari PT TELKOM kepada HotSpot/WiFi gratis di 6.000 lokasi bisa dihilangkan atau dijadikan profitable bila ada kerjasama untuk memanfaatkan lokasi2 ini bagi promosi produk atau pemasaran, ataupun ada layanan Online Game yg berbayar. Hasilnya dapat dipakai untuk menurunkan tarif Telkomnet Instant dan Telkomspeedy lebih rendah lagi.
4. Agar ada kerjasama antara Operator besar dan NAP/ISP kecil yang Win-Win serta untuk menyehatkan Industri Internet di Indonesia dengan tarif yang wajar.
5. Perlu kehati-hatian dalam rencana penerapan Unified Licensing, agar tidak mematikan ISP/NAP kecil, Warnet dan UKM.

Diskusi Roundtable “Internet Murah untuk Indonesia” ditutup pada pukul 17:30 WIB oleh Ketua Umum MASTEL, Bapak Giri Suseno Hadihardjono.

Semoga bermanfaat dan silahkan ditanggapi.
Wassalam,
S Roestam
Artikel lengkap ada di http://mastel.wordpress.com

Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL)

Software Apakah yang Anda pakai di PC-Laptop Anda?

Tabel Tingkat Penggunaan SW Illegal 2006

Tabel Tingkat Penggunaan SW Illegal 2006
Hasil Survey BSA 2006