SELAMAT DATANG di DUNIA TELEMATIKA INDONESIA

Blog Dunia Telematika Indonesia adalah sebuah Forum untuk Berkomunikasi, Berdialog dan Penyampaian Informast Terbaru tentang berbagai Permasalahan Telematika di Indonesia, serta berbagai Pemasalahan Nasional yang strategis untuk dibahas di Forum ini.

Semoga dengan kehadiran Blog "DuniaTelematika" masyarakat telematika Indonesia dan masyarakat Indonesia akan makin berkembang dan maju pesat untuk memajukan perekonomian Indonesia.

AdBrite

Sabtu, 07 Juni 2008

Tips Menghindari Sweeping Laptop di Bandara dan Mal

Berita tentang langkah petugas melakukan sweeping Laptop di Bandara Sukarno-Hatta telah membuat heboh Dunia Telematika Indonesia. Telah terjadi perdebatan apakah berita itu benar ataukah sekadar bohongan atau Hoax. Tak kurang dari kawan kita di Mastel (MasWig) dan Bapak Menkominfo membantah bahwa berita itu tidak benar adanya.

Namun siapakah yang berani mengambil resiko untuk me-nenteng2 Laptop di Bandara, Mal-mal atau tempat-tempat publik setelah adanya berita Sweeping ini? Petugas memang punya alasan kuat untuk melakukan sweeping, didasarkan atas Surat Edaran dari Mabes Polri pada akhir tahun lalu, yang menyatakan bahwa penggunaan Software Illegal di Komputer/Laptop adalah sebuah pelanggaran hukum (UU HaKI), pasal 72 ayat 3, yang dapat dikenakan denda Rp 500 juta atau kurungan 5 tahun.

Bagi kita yang memakai software Legal Open Source, maka kita bisa dengan sangat yakin untuk tidak akan terkena sweeping petugas, sebab software Open Source, walaupun harganya murah atau gratis, adalah software yang 100% legal. Lisensinya adalah Lisensi Publik (General Publik License) milik komunitas open source. Kita tinggal menyebutkan nama Distro Open Source, petugas sweeping dipastikan tidak akan mempermasalahkan lagi.

Namun bila software Proprietary yang terpasang di Laptop kita, dipastikan para petugas sweeping akan mengajukan berbagai pertanyaan yang menyudutkan pembawa Laptop itu. Akan ditanyakan kapan membeli Laptop dan Software-nya, di Toko mana, berapa harganya, mana surat-surat atau kwitansinya, mana bukti lisensinya, dll lagi. Kalaupun ada, petugas masih bisa mengejar lebih jauh lagi, misalnya bila ada lagu-lagi MP3, Film Video, ataupun gambar/foto yang syuur, bisa jadi masalah.

Kemungkinan tersebut diatas bisa saja terjadi, sebab sampai saat ini Pemerintah belum secara resmi mengumumkan tentang akan adanya sweeping Laptop di Bandara dan tempat-tempat umum lainnya. Ini adalah salah satu tuntutan dari Ketua YLKI Indah Sukmaningsih, bahwa Pemerintah hendaknya melakukan sosialisasi terlebih dahulu sebelum melakukan sweeping. Tidak kalah pentingnya adalah upaya Pemerintah untuk memberikan kepada Masyarakat Indonesia suatu solusi dalam penggunaan perangkat komputer, misalnya himbauan agar sebagai alternatif bagi masyarakat yang berdaya beli terbatas untuk menggunakan software Open Source. Jadi gerakan IGOS (Indonesia, Go Open Source!) perlu lebih digalakkan dan dimasyarakatkan secara luas.

Berikut ini adalah Tips buat kawan-kawan agar aman terhadap Seeeping Laptop di Bandara atau tempat-tempat umum lainnya:

  1. Bila Laptop anda masih menggunakan software bajakan (sebagian ataupun keseluruhannya), maka simpan dan dipakai saja di rumah, jangan di-bawa-bawa dalam perjalanan.
  2. Bila anda terpaksa harus membawa juga Laptop anda karena untuk urusan bisnis, maka sisakan software Proprietary yang diperlukan saja dengan yang ber-lisensi, atau ganti Harddisk Laptop anda dengan yang hanya ber-isi software Legal (Proprietary & Open Source). Jangan lupa membawa surat-surat dan bukti lisensi yang diperlukan. Mengganti Harddisk Laptop hanya perlu waktu sekitar 5 menit saja.
  3. Hapus lagu-lagu MP3, gambar, video atau foto syuur yang bisa menjadi alasan petugas untuk menahan Laptop anda, karena diragukan ke-absahannya, atau dituduh menyebarkan pornografi.
  4. Langkah paling aman adalah memasang seluruhnya Software Open Source di Laptop anda, sebab dijamin bahwa petugas tidak akan dapat menjadikannya suatu pelanggaran HaKI.
Semoga Bangsa Indonesia dapat mengambil hikmah dari kasus ini sebagai lompatan kedepan kemajuan pemanfaatan Teknologi Informasi untuk kemajuan bangsa dan negara.

Indonesia, Go Open Source!

---------0----------
Diskusi menarik di Milis Telematika:
2008/6/7 spyrooo gyraa <spyrooo_gyraa@yahoo.com>:
> untuk masalah sweeping soft ware itu nggak bener soalnya diundang-undang HKI bidang Hakcipta saya lupa pasal berapa kalo enduser itu nggak bisa terlalu
> dipersalahkan,

Siapa bilang end-user tidak bisa dipermasalahkan, kalo anda sebai end-user menggunakan software yg dibajak tersebut untuk kepentingan komersial (misalnya WARNET), maka anda tetap saja menyalahi aturan karena anda mengambil keuntungan dari software bajakan tersebut.

Berikut salah satu pasal dan ayat yang ada di UU-HAKI:

BAB XIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 72

(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan
untuk kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

> pun kalo ngotot mau di sweeping juga bukan laptopnya yang
> ditahan tapi softwarenya yang di uninstall, kalo sampe ditahan itu emang
> petugasnya dan PPNS HKI nya yang cari masalah dan emeng mau meres
>

Wah, sepertinya tidak bisa se-enak itu pak.... coba di analogikan saja, misalnya anda ketauan bawa narkoba di tas / mobil.... apa narkoba tersebut tinggal dibuang / disita sama polisi dan anda bisa melenggang pulang begitu saja ???

Salam
MPIQ



Rabu, 04 Juni 2008

Tips menghindari Stress di Era Masyarakat Informasi: Kerja, kerja terus, E-mail, SMS, Voicemail, Baca berita, Nge-Blog, Bayar tagihan..

Di Era Masyarakat Informasi yang saat ini kita geluti, manusia dituntut kerja makin lama, sebab makin banyak informasi yang harus kita cerna-kan dan tindak-lanjuti tiap hari. Belum lagi adanya target-target yang harus kita capai tiap hari sebagai bagian dari evaluasi kinerja kita baik oleh atasan langsung maupun para Stakeholders Perusahaan. Tugas kerja dirumah-pun dari hari-ke-hari makin menumpuk untuk segera kita selesaikan.

Mungkinkah kita bekerja seperti Komputer canggih dengan sistem Multi-Tasking? Ternyata hal ini juga tidak direkomendasikan, sebab hasilnya tidak akan baik, sebab dampak dari multi-tasking oleh manusai, ada task/tugas yang kita kerjakan menjadi tidak optimal, artinya, ada tugas-tugas yang kita lakukan dengan tanpa pemikiran yang matang (sebab kita harus cepat mengerjakannya untuk melangkah ke tugas-tugas lainnya).

Lihat saja di rapat-rapat para Eksekutif, berapa banyak diantara mereka yang saat ini yang melakukan kerja dengan Sistem Multi-Tasking: sambil rapat membaca dan menjawab e-mail di HP Blacberry mereka, atau SMS/panggilan telpon di HP mereka? Mereka tentu harus mengurangi konsentrasi dalam rapat itu, sehingga hasil yang diperoleh tidak bisa optimal dibandingkan bila mereka bisa berkonsentrasi pada rapat itu, tidak terganggu oleh suara panggilan di HP, PDA atau PC mereka.

Kadang-kadang kita bisa memanfaatkan situasi ini untuk membuat keputusan Rapat Eksekutif yang menguntungkan kita, sebab yang lainnya malakukan Kerja Multi-Tasking, sedang kita memutuskan untuk berkonsentrasi pada persoalan yang sedang dihadapi.

Kepercayaan yang tinggi pada teknologi canggih yang serba bisa, membuat kita melakukan kerja multi-tasking, sehingga kehilangan konsentrasi kerja. Hasilnya malah menjadi tidak optimal.

Otak kita memang dibuat seperti scanner, menyapu berbagai informasi secara cepat, tanpa mendalaminya, dan hanya sekali-sekali berkonsentrasi pada satu dua hal yang terlihat penting.

Email adalah salah satu contohnya. Berapa lama kita membuang waktu kerja kita yang berharga, hanya sekadar ingin mengikuti perkembangan mutakhir dari Milis yang kita ikuti? Akankah dunia ini berhenti berputar kalau kita tidak mengirim e-mail dan mengisi Blog selama 1-2 minggu?

Di Era Masyarakat Informasi dewasa ini, kita menerima lebih banyak informasi dalam 3 hari dibandingkan dengan di masa orang tua kita dalam 1-bulan. Diperlukan ketrampilan khusus untuk menanggulangi serbuan ribuan Megabytes Informasi masa kini.

Rabu, 21 Mei 2008

Pidato Presiden SBY di Harkitnas ke-100 Tahun: Kemandirian, Daya Saing dan Peradaban yg Tingggi


Sungguh menarik sekali untuk disimak dan direnungkan oleh kita semua isi Pidato Presiden R.I. Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan ke 100-tahun Hari Kebangitan Nasional 20 Mei 2008, dengan Tema Pokok "INDONESIA PASTI BISA", dimana esensinya adalah:
  1. Kemandirian Bangsa: jangan sampai terjerat hutang, tidak tergantung dari teknologi dan perekonomian asing, dan jangan di-dikte oleh orang-orang asing. Penggunaan Software Open Source bagi mayoritas masyarakat Indonesia adalah salah satu upaya agar Bangsa ini menjadi mandiri, tidak terlalu tergantung dari vendor asing maupun Konsultan Asing, dan sekaligus juga untuk menghemat devisa nasional.
  2. Daya Saing Bangsa yang Tinggi: Masyarakat yang cerdas, produktif, efisien, innovatif, kreatif, kerja keras, rajin, tepat waktu, dan tidak membuang-buang waktu. Kemampuan untuk memproduksi perangkat telekomunikasi dan infrastruktur telekomunikasi adalah juga bagian dari peningkatan daya saing nasional bangsa Indonesia.
  3. Peradaban Bangsa yang Tinggi: beradab, karakter yang terhormat, mulia, demokratis, teratur, terencana, jujur, sikap toleransi yang tinggi, maju, namun juga tetap menjaga kesederhanaan.

Dengan terciptanya kemapuan dan kondisi tersebut diatas, maka Bangsa Indonesia akan mampu menghadapi segala tantangan dari luar negeri maupun dari dalam negeri untuk memakmurkan dan men-sejahterakan Bangsa Indonesia.

Tantangan yang kita hadapi saat ini adalah:

  • Krisi Pangan
  • Krisis Energi, dan
  • Krisis Ekonomi

Bagaimanakah seharusnya Bangsa Indonesia menghadapi ke-tiga tantangan tersebut diatas?

A. Krisis Pangan :

Bahan Pangan utama Indonesia adalah beras, yang kebutuhannya makin meningkat tiap tahun. Bangsa ini hendaknya dapat mendiversifikasikan makanan pokok, tidak hanya beras, tetapi juga jagung, sagu, kentang, roti (gandum) dan lain-lain lagi yang memiliki nilai gizi yang sama atau lebih baik lagi dari pada beras.

B. Krisis Energi: saat ini merupakan ancaman yang paling parah terhadap kesejateraan bangsa Indonesia, bila kita keliru melangkah dan mengambil keputusan yang dapat menjerumuskan bangsa ini ke jurang kesengsaraan dan penderitaan yang berkepanjangan.

Kita semua sudah tahu bahwa produksi BBM Indonesia hanyalah sekitar 1 juta barrel per hari, padahal kebutuhan BBM kita saat ini telah mencapai 1,2 juta barrel per hari. Akibatnya negara harus menanggung subsidi BBM yang harus di-impor dari Luar Negeri dengan tarif BBM Luar Negeri.

Suatu hal yang terlupakan dalam berbagai diskusi tentang kebutuhan BBM Nasional ini adalah tidak di-ikutsertakannya Produksi Energi jenis lainnya dari Indonesia yang sangat besar atau substansial volume-nya, yaitu Energi Gas Bumi (LNG) yang merupakan produksi ekspor terbesar didunia dan Energi Batu Bara yang juga merupakan produksi ekspor terbesar didunia saat ini.

Bila saja Pemerintah dan bangsa Indonesia mampu merubah struktur kebutuhan Energi Nasional, misalnya menekan kebutuhan akan BBM sehingga mencapai 800.000 barrel per hari, dan kekurangannya diganti dengan Energi Batubara dan Energi Gas Alam (LNG). Dengan demikian, nainya harga BBM di Luar Negeri bukan malah membuat bangsa ini terpuruk, tetapi malah membuat bangsa ini makain besar Devisa-nya (dengan menjual kelebihan produksi 200.000 barrel per hari BBM ke Luar Negeri dengan harga jual yang tinggi).

Belum lagi kemapuan bangsa ini untuk menghasilkan energi atau bahan bakar dari sampah kota menjadi briket arang, energi ombak, energi surya, dan energi angin menjadi energi listrik, sehingga kebutuhan BBM dapat makin ditekan lebih rendah lagi.

Dengan telah tersedianya Jaringan Komunikasi Berpita Lebar (Broadband Data Network, Serat Optik, Gelombang Mikro, Powerline Communications, dsb) dan Internet Berkecepatan Tinggi (3G, 3.5G, HSDPA, CDMA 2000 1X) dan menanfaatkannya untuk Kerja Jarak Jauh (Teleworking) akan dapat pula mengurangi penggunaan BBM serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas nasional.

Inilah yang seharuskan dilaksanakan oleh Pemerintah dan Bangsa Indonesia dalam menghadapi Krisis Energi Dunia. Indonesia dapat merubah keterpurukan menjadi kejayaan.

C. Krisis Ekonomi :

Krisis Ekonomi adalah dampak dari Krisis Pangan dan Krisis Energi tersebut diatas. Jadi esensinya, kalau kedua Krisis tersebut terdahulu itu dapat ditanggulangi, maka secara teoritis Krisis Ekonomi yang membelenggu bangsa ini dapat segera terlepaskan.

Insya Allah, dengan semangat Kebangkitan Nasional 20 Mei 2008, Bangsa Indonesia akan segera terlepas dari ke-tiga krisis2 tersebut diatas.

Semoga tulisan kami ini mendapat perhatian dan realisasinya oleh para Pemimpin Bangsa Indonesia, untuk mempercepat tercapainya cita-cita Bangsa Indonesia yang telah lama didambakan, yaitu negeri yang makmur, aman sentosa, gemah ripah loh jinawi.

Semoga!

Wassalam,

S Roestam

Rabu, 30 April 2008

Menyongsong IGOS Summit-II: Open Source Menghemat Bisnis (Pengguna) US$60 Milyar per Tahun

Gerakan IGOS (Indonesia Go Open Source) yang dicetustkan oleh 5 Departemen/Institusi Pemerintahan pada tahun 2004 belum pernah mencapai puncak kejayaannya, sebab sepertinya para Penggagasnya kehabisan bensin atau semangat kerja. Kecilnya anggaran yang dialokasikan membuat makin lemahnya semangat para pelaksana Gerakan IGOS-I. Gerakan ini mengalami pasang-surut kecil, layaknya riak gelombang laut di pantai Ancol Jakarta, tidak sampai membuat banjir besar di Ibukota Jakarta oleh pasangnya Gerakan IGOS-I.

Syukur Alhamdulilah, angin segar telah dihembuskan oleh Pemerintah sekitar 2 bulan yang lalu melalui berita e-mail dari Bapak MenRISTEK Kusmayanto Kadiman, bahwa Pemerintah kembali bersemangat untuk menghidupkan kembali gerakan ini dengan akan digelarnya acara IGOS Summit-II pada tanggal 6-7 Mei 2008. Akankah gerakan IGOS-II ini mengalami nasib serupa dengan IGOS-I, bak riak-riak kecil dipantai Ancol? Hanya waktu yang akan bisa membuktikannya!

Berita yang sedikit sensasional dibawah ini kami sampaikan agar dapat mengobarkan semangat IGOS-II bak kobaran api perjuangan "Bandung Lautan Api" atau teriakan "Allahu Akbar!" dari Bung Tomo dalam mengobarkan Semangat Para Pejuang 1945 di Surabaya dalam melawan Pasukan Sekutu tanggal 10 Nopember 1945.

Sebuah laporan yang kontroversial dari The Standish Group International dengan judul: “Open Source costs Proper Software Companies US$60 Billion a Year” telah membuat kehebohan di Dunia Software Proprietary, Ringkasan laporan tersebut kami lampirkan dibawah ini sebagai referensi.

Banyak yang menyarankan bahwa judul Laporan tersebut seharusnya seperti judul tulisan ini, yaitu:

Open Source Menghemat Bisnis (Customers) US$60 Milyar per Tahun“.

Bagaimana bisa terjadi penghematan sebesar itu? Ini adalah karena banyak Perusahaan yang biasanya menggunakan Software Proprietary telah memutuskan untuk menggunakan Software-software Open Source dengan biaya yang jauh lebih murah, namun dengan performance dan features yang tidak kalah canggihnya.

Cara perhitungan penghematan bagi Pengguna atau kerugian bagi Vendor Proprietary adalah mirip dengan cara menhitung kerugian Vendor Proprietary karena pengunaan Software Bajakan, dengan asumsi semua software di tiap PC yang tidak memakai Software Proprietary adalah memakai Software Bajakan.

Menarik sekali tanggapan dari para Pembaca Laporan ini di Luar Negeri, yang dapat Anda lihat pada lampiran tulisan ini.

Artikel ini kami buat agar kita semua dapat meningkatkan wawasan kita tentang berbagai perkembangan di Dunia Software, kompetisi antara Kelompok Software Proprietary vs Kelompok Software Open Source, serta bagaiman di semua negara terjadi Pembajakan Software Proprietary yang secara umum proporsional secara terbalik dengan Daya Beli masyarakat di masing-masing negara.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi para Pembuat Kebijakan di Indonesia.

Wassalam,

S Roestam

————-0————

Open source ‘costs proper software companies $60 billion a year’

The sauce of some people

A VERY DUBIOUS NEW report claims that “Open Source software is raising havoc throughout the software market” and calls it “the ultimate in disruptive technology”.

The Standish Group International, who pompously call itself “the leader in spotting future trends”, and also claims to be the bearer of “reliable IT advice built on a solid foundation of primary research” has published a report that suggests the outfit is more like a bunch of corporate payrolled blue pinstripe suits.

The “study” claims that Open Source is causing “a real loss of $60 billion in annual revenues to software companies” on a yearly basis, as if to say that the thieving saucers snatched the money straight from the wallets of firms like Oracle, Apple, Adobe and the Vole. But to paraphrase in slightly more accurate terms than the Standish Group’s chairman, Jim Johnson, what the report actually points out is that: open source is so popular, that fewer people are buying its expensive and often mediocre software counterparts, making the corporate giants lose out on a tasty $60 billion a year slice of the market. Shame. Pass the tissues, sniff.

Dubbing itself “Trends in Open Source”, the report outlines details of what the group reckons are the top 10 drivers that are influencing decisions on how IT is adopting open source technology. The fact that users don’t want to buy rubbish, expensive software when they can get rather good freebies, is not exactly top of the Standish Group’s list. Instead, the “shocking” use of open source by commercial and government organisations is mentioned as a driving factor by none other than former President of Oracle OnDemand, Timothy Chou.

We would have told you more about the “thoughtful, objective and extremely useful” study, but we couldn’t be bothered to shell out the $1,000 per copy that Standish wants for it. Personally, we find that a bit greedy after all the money they were probably paid by the Vole and its mates to write the report in the first place.

We’ll just wait for the Open Source version, if that’s OK.

Beberapa tanggapan yang menarik dari Pembaca di Luar Negeri:

perspective
Who is losing $60 billion a year is a matter of perspective.
If I were a software vendor, I would of course argue that Open source is cost me 60 billion a year , if I where a consumer , I might also argue that software vendors are costing me 60billion a year too much !!

posted by : pfromg, 23 January 2008
Big Savings with open source
Big Savings with open source
I think more appropriatly the message is that consumers and companys are saving 60 Billion a year with Open Source. :-)
posted by : Don Juan, 23 January 2008
1/2 full, 1/2 empty
“a real loss of $60 billion in annual revenues to software companies”

… doesn’t that really mean:

“a real savings of $60 billion in annual expenditures by software users”.

Not to mention money not spent by open source producers on products from Standish Group International.

Proposed Standish Group motto:

First we take GCC, then we take G++.

posted by : hoohoo, 21 April 2008
Surely they mean
Surely they mean
Saves $60 billion a year.
Always amazes me how the captains of industry hate it when someone achieves the efficient economy they all claim to be seeking.
posted by : Tom, 23 January 2008
It’s fud
It’s fud
Where something is essentially free, many people will opt for it where they wouldn’t have otherwise shelled out for something at all.. and actually few people with money and the intent to spend it will be swayed away from a purchase by a freebie of pretty much the same thing.

The millions of linux installations around, are NOT potential lost sales.

I once worked this effect out once, and came to a rule of thumb of 10-20x exaggeration wherever someone claims there hard-earned money is being denied them by someone else handing out free stuff.

I have about 4 different linux distros on my different machines, have microvole or applerot lost four sales? If linux wasn’t available, I wouldn’t have purchased 4 licences just to muck about (Yaaarrr would have pirated instead). Simple. Fact is, open source is enabling in so many ways, it’s probably generated more wealth than it has ’stolen’ from the Big Bloatware industry.

posted by : fudbuster, 21 April 2008
victory
victory
sometimes theres nothing better than a biased report on a biased report. Turns out two wrongs do make a right. Whether or not the figures are accurate (unlikely), the article suggests that the open sauce (haha) community is having a noticable impact on the all too long running software monopolies. imo that light at the end of the tunnel is getting brighter and brighter…
posted by : zephod, 21 April 2008
paid by vole?
paid by vole?
I’m not entirely sure the report is paid by Vole, Apple, etc etc.

Rather, I think it uses outlandish abstract to attract buyers to pay $1000 for the entire report.

Some of today’s CxO’s are so gullible, they are willing to pay any amount for ‘authoritative’ ‘research’ reports.

Oops, was that out loud?

posted by : sharku, 21 April 2008
Saves companies
Saves companies
Open Source “saves proper software companies $60 billion a year”.

What’s with you guys? So, the commercial side is loosing the edge on the competition. Or is it that software develops the same way whether it is free or commercial? Meaning, if software ends up the same or just as capable why would you not acknowledge that the end result is a savings to business and thus to consumers?

Business would rather spend more of that money on R&D, on expansion, on better wages for employees (LoL at that one). But the fact remains that the money is still somewhere. It isn’t like the money disappeared for no good reason. The money is still there. They can still choose to spend that money on something else.

In the end, Open Source will win over closed proprietary software. Why? Because development of packages ends in the same way. The question is just in how you get to that same end place.

I say this is wonderful news and that companies that don’t understand the same about the desktop OS are going to be living in a terrible time when that time comes.

Rabu, 16 April 2008

HASIL POLLING PENGGUNAAN SOFTWARE DI INDONESIA 2008

Pada saat Penutupan Polling Tingkat Penggunaan Software secara Terbuka selama 1-bulan penuh di Indonesia pada hari Selasa malam, tanggal 15 April 2008, di URL:

http://duniatelematika.blogspot.com

menghasilkan data sebagai berikut:

  • Operating System Proprietary (Windows/Mac) Legal dan SW Aplikasi Proprietary Legal

20 (1%)

  • Operating System Proprietary (Windows/Mac) Legal dan SW Aplikasi Open Source

36 (3%)

  • Operating System Linux dan SW Aplikasi Open Source

117 (11%)

  • Operating System Proprietary (Windows/Mac) Illegal dan SW Aplikasi Open Source

12 (1%)

  • Operating System Proprietary (Windows/Mac) Illegal dan SW Aplikasi Illegal (atau Legal+Illegal)

843 (82%)

Votes so far: 1028
Poll closed on 15 April 2008


Kesimpulan Sementara:

  1. Tingkat Penggunaan Software Legal = 15%

  2. Tingkat Penggunaan Software Illegal = 83%

  3. Rounding-up Error = 2%


Kami dapat membuktikan bahwa terdapat BIAS hasil Polling tersebut diatas ke arah NEGATIF, artinya angka Tingkat Penggunaan Software Illegal ada dibawah 83% berdasarkan data di latarbelakang Akses ke Blog Polling sbb:

Grafik Jumlah Pangakses Blog Polling


Jumlah Pengakses Blog Poling berdasarkan Negara:



Jenis Browser dan Jumlah yang mengakses Blog Poling:


Dari Jenis Browser yang dipakai untuk meng-akses Blog Polling tersebut diatas menghasilkan kesimpulan sbb:
  1. Jumlah Browser Open Source (Firefox, Opera, Mozilla) yang dipakai untuk mengakses Blog Polling = 79.60%

  2. Jumlah Browser Proprietary (MS Internet Explorer) yang dipakai untuk mengakses Blog Polling = 20.40%

Jadi terbukti bahwa mayoritas Pengguna Komputer memakai Browser Open Source

Jenis Operating System dan Jumlah yang mengakses Blog Polling:

Dari Jenis Operating System dan Jumlahnya yang dipakai untuk meng-akses Blog Polling menghasilkan kesimpulan sbb:

  1. Operating System Proprietary (XP, Win2000, WinNT dan Mac) = 69.90%

  2. Operating System LINUX = 29.36%

  3. Operating System lainnya = 0.73%

Bila sebuah PC/Laptop yang sudah menggunakan Operating System Open Source LINUX, maka sangat kecil sekali kemungkinannya bahwa PC/Laptop itu memakai Software Aplikasi Proprietary Legal/Illegal.

KESIMPULAN AKHIR:

Tingkat Penggunaan Software Illegal di Indonesia Tahun 2008 adalah sekitar angka 70%

-------------0------------

SR/16/04/08

Selasa, 25 Maret 2008

Membangkitkan Kembali Semangat IGOS adalah langkah terbaik demi Kepentingan Nasional Bangsa Indonesia

Hari ini kita menerima khabar sangat menggembirakan dari Bapak
MenRistek, bahwa akhirnya Pemerintah memutuskan akan membangkitkan
kembali Semangat Indonesia Go Open Source (IGOS) yang sudah lama sekali
ditunggu oleh Masyarakat Telematika Indonesia.

Pilihan gerakan IGOS adalah sangat tepat bagi kepentingan Nasional
Indonesia. Mengapa?

1. Linux dan Software Aplikasinya dan MS Windows dan SW Aplikasinya
memiliki feature dan kecanggihan yang seimbang, malah Software Aplikasi
Multimedia Office (Open Source - Plata Software) memilki features yang
lebih banyak dari MS Office. Jadi untuk aplikasi komputer pada umumnya
kedua sistem sangat berimbang.

2. Linux dan SW Aplikasinya dapat diperoleh secara gratis atau sangat
murah, tanpa melanggar HAKI. Sedangan MS Windows dan Aplikasi
Proprietary harganya lebih mahal dari harga sebuah Laptop atau PC
hardware, umunya diluar jangkauan kantong masyarakat Indonesia.

3. Bila kita membeli MS Windows dan Aplikasi Proprietary, maka
sebagian besar akan berupa Devisa yang harus dikirim ke LN (Mengurangi
cadangan Devisa Nasional). Sebaliknya bila kita membeli Linux dan SW
Aplikasi Open Source, maka tidak ada satu sen-pun devisa yang harus
dikirim ke LN.

4. Revenue dari bisnis Open Source berupa Customization, Software
Development, Training, Education, Certification, After Sales, dll, yang
semuanya dapat dikerjakan oleh bangsa Indonesia, sebab Source Code-nya
dapat dibuka dan dikembangkan bersama. Sedangkan untuk bisnis Software
Proprietary yang bisa melaksanakan hal-hal tersebut diatas pada umumnya
adalah pihak pemilik software itu yang umumnya adalah negara lain,
sebab Source Code-nya hanya boleh diketahui oleh pemilik software itu
sendiri.

5. Bagi Perusahaan/Individu yang punya dan cukup, dipesilahkan memilih
Software Proprietary sesuai kebutuhannya. Namun melalui Gerakan IGOS,
masyarakat Indonesia pada umumnya yang memilki dana terbatas dianjurkan
untuk menggunakan Software-software Open Source. Penggunaan Software
Proprietary tanpa lisensi merupakan pelanggaran UU HAKI dan tidak
direkomendasikan oleh Gerakan IGOS.

6. Dengan Masyarakat Indonesia semuanya menggunakan Software Legal,
baik itu Open Source maupun Software Proprietary berlisensi, maka
Indonesia punya bargaining position yang sangat kuat.
Citra Indonesia di dunia Internasional akan meningkat tajam, menjadi
negara dengan tingkat penggunaan Software Illegal terkecil di dunia.
Ini sangat diperlukan agar Indonesia tidak terkena embargo ekonomi atau
perdagangan dari negara yang merasa dirugikan.

7. Dengan semuanya menggunakan Software Legal, baik Open Source maupun
SW Proprietary, maka Industri Warnet Indonesia akan menjadi sehat,
tidak ada pemain yang mendapat competitive advantage secara tidak fair
(karena tidak ada yang pakai software bajakan).

8. Bila Bill Gates hadir di Indonesia pada awal Mei 2008, dan kondisi
butir 6 diatas dapat tercapai sebagian, maka kita memilki bargaining
position yang sangat kuat untuk menekan agar harga2 Software
Proprietary khusus bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk
diturunkan harganya. Kita punya pilihan, kalau tetap mahal, maka kita
pilih Software Open Source. Kita tidak perlu mengemis, minta maaf atau
minta ampun kepada Bill Gates, sebab kita tidak melakukan pelanggaran
hukum apapun. Para Pemimpin Indonesia bisa berdiri tegap, tidak perlu
membungkuk-bungkuk berhadapan dengan Bill Gates, sebab kita bukan
golongan peminta-minta.

Silahkan kawan2 memberikan tanggapan atau persetujuan, dan bila ada
alternatif lain yang lebih baik, silahkan disampaikan di Forum ini.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalam,
S Roestam
--------------------
Bagi yang belum ikut Voting Penggunaan Software PC/Laptop masing-masing, silahkan buka URL:
http://duniatelematika.blogspot.com

Minggu, 23 Maret 2008

Data Tingkat Penggunaan Software Illegal menurut BSA tahun 2006 adalah 85%, Sedangkan Survey Terbuka 2008 menunjukkan 75%

Data Tingkat Penggunaan Software Illegal menurut hasil Survey BSA Tahun 2006 menunjukkan penurunan ke angka 85%, turun dari angka 87% Tahun 2005.

Sedangkan angka Tingkat Penggunaan Software Illegal menurut Survey Terbuka 2008 pada hari ke-7, Minggu 23 Maret 2008 hanya menunjukkan angka sebesar 75%.

Oleh karena BSA belum punya data Hasil Survey Tahun 2008, maka dapat dipakai Hasil Survey Terbuka Tahun 2008 dengan angka Tingkat Penggunaan Software Illegal di Indonesia sebesar 75%.

Data Lengkap hasil Survey Terbuka Tahun 2008 dapat dilihat pada halaman atas Blog ini

Data lengkap dari Survey BSA Tahun 2006 dapat langsung dilihat pada URL: BSA Global Piracy Study 2006

Data Kerugian Asia Pasifik Menurut BSA Tahun 2003 dapat dilihat pada URL: Kerugian Penggunaan Software Illegal 2003 Asia Pasifik

Sedangkan daat Kerugian Global Menurut BSA Tahun 2006 dapat dilihay pada URL: Kerugian Penggunaan Software Illegal Global 2006


Oleh karena belum ada Data hasil Survey BSA Tahun 2008, maka angka Hasil Survey Terbuka 2008 melalui URL:

http://duniatelematika.blogspot.com adalah yang lebih valid.

Silahlkan ditanggapi.

Rabu, 19 Maret 2008

Tips untuk Tidak Menggunakan Software Illegal

Bapak2, Ibu2 dan Kawan2 yang kami hormati,

PRESS RELEASE Hasil Survey/Polling Penggunaan Software Illegal sampai dengan hari ke-7 Minggu, 23 Maret 2008 menghasilkan Score sbb:

Operating System Proprietary (Windows/Mac) Legal dan SW Aplikasi Proprietary Legal: 12 (2%)

Operating System Proprietary (Windows/Mac) Legal dan SW Aplikasi Open Source: 31 (7%)

Operating System Linux dan SW Aplikasi Open Source: 63 (14%)

Operating System Proprietary (Windows/Mac) Illegal dan SW Aplikasi Open Source: 7 (1%)

Operating System Proprietary (Windows/Mac) Illegal dan SW Aplikasi Illegal (atau Legal+Illegal): 328 (74%)



Total Responden adalah 441 orang, dan rasio Penggunaan SW Illegal vs SW Legal adalah sebesar 75% (335 responden) vs 23% (96 responden).

Walaupun % Penggunaan SW Illegal hasil Survey/Polling ini sebesar 75%, yang masih dibawah angka yang sering dikutip pihak asing sebesar 85%, namun kami khawatir bila angka tersebut meningkat mendekati 85% atau bisa jadi lebih besar dari angka tersebut diatas, sejalan dengan meningkatnya jumlah pesarta Survey/Polling.

Ada empat penyebab utama mengapa banyak para pemakai Komputer/PC/Laptop di Indonesia memakai SW Illegal, yaitu:

1.Harga Software Proprietary yang sangat tinggi dibandingkan dengat daya beli masyarakat Indonesia pada umumnya, menyebabkan banyak yang mengambil jalan pintas untuk melakukan pembajakan Software Proprietary.
2.Kebiasaan Masyarakat Indonesia pada umumnya yang sudah mendarah-daging menggunakan Software Proprietary berbasiskan MS Windows.
3.Murahnya dan mudahnya Masyarakat Indonesia untuk memperoleh Software-software Proprietary Bajakan.
4.Kurangnya sosialisasi dan promosi penggunaan Software Open Source sebagai alternatif yang sangat tepat, karena dapat diperoleh secara gratis atau murah tanpa melanggar UU HAKI.

Dalam kerangka untuk membangun Masyarakat Indonesia yang tertib hukum dan dalam rangka untuk meningkatkan citra Bangsa dan Negara Indonesia di dunia Internasional, maka kami menyarankan agar:

1.Bagi Perusahaan/Lembaga/Instansi/Individu yang memiliki dana yang cukup, maka dipersilahkan untuk menggunakan Software-software Proprietary Legal (ber-Lisensi) sesuai kebutuhannya.
2.Bagi Perusahaan/Lembaga/Instansi/Individu yang hanya memiliki dana yang terbatas, maka direkomendasikan untuk menggunakan:
Software Operating System Proprietary (Windows/Mac) yang Legal (ber-Lisensi) dan Software Aplikasi Open Source atau kombinasi SW Aplikasi Open Source dan Proprietary Legal
Operating System Open Source dan SW Aplikasi Open Source

Kami ingin tambahkan pula bahwa saat ini telah tersedia di Internet yang dapat di-download secara gratis, sebuah paket lengkap Software2 Aplikasi, yaitu Multimedia Office dari Plata Software buatan Spanyol (ber-lisensi GPL -General Public License), yang berisikan:

1.MultimediaOffice Audacity Sound Editor
2.MultimediaOffice Base (Data Base)
3.MultimediaOffice Calc (Excel)
4.MultimediaOffice Draw (Paint)
5.MultimediaOffice GIMP Image Editor (Photoshop)
6.MultimediaOffice Impress (Power Point)
7.MultimediaOffice Math (Mathematical expressions)
8.MultimediaOffice Opera web Browser
9.MultimediaOffice Thunderbird e-mail (Outlook Express)
10.MultimediaOffice Virtual Dub Video
11.MultimediaOffice Writer (Word)

Kesemuanya di-kompress dalam satu file sebesar 52 Mbytes.
Lokasi URL dari Plata Software Inc,. adalah di:

http://www.platasoft.eu/main/?

Kami harapkan informasi ini dapat dengan drastis menurunkan Tingkat Penggunaan Software Illegal di Indonesia, bila mungkin menjadi yang ter-rendah di Dunia. Insya Allah!

Wassalam,
S Roestam

Minggu, 09 Maret 2008

Adakah Alternatif BBM dan Sumber Daya Listrik?

Terlampir sebuah pemikiran tentang nasib warnet yang akan gulung tikar karena rencana Pemerintah/PLN melakukan peraturan penghematan listrik yg secara efektif menaikkan tarif rata2, dengan akibat memangkas profit margin mereka,

Ini sama dengan rencana Pemerintah/Pertamina untuk membuat peraturan penghematan BBM/bensin pada bulan mendatang, yg secara efektif akan menaikkan tarif rata2 BBM/bensin itu sendiri.

Apakah ini merupakan sebuah scenario yg terencana rapi, guna menghindari halangan dari DPR/masyarakat kalau pakai cara menaikkan harga tiap jenis BBM/bensin? Dalam kasus PLN/Listrik, pakai cara pembatasan pemakaian. kalau lebih, bayar mahal. Kesan kami, ini sebuah akal2an yg cerdik!

Yang akan terkena dampak langsung adalah para UKM, dan masyarakat kecil, sebab sumber daya mereka sangat terbatas.

Mengapa Pemerintah tidak pernah memikirkan berbagai alternatif lain agar tidak perlu ada kenaikan harga2 bensin,solar, minyak tanah, listrik, air dll?
Kok dalam benak Pemerintah yg terpikir hanyalah HARGA BBM NAIK, TARIF LISTRIK NAIK terus-terusan saja??

Jangan mengatakan bahwa harga BBM dan minyak tanah harus naik, sebab harga2 di LN sudah merangkah naik! Bukankah minyak bumi itu kita sedot dari bumi Negara Republik Indonesia, jadi soal harga2 LN naik bukan menjadi penyebab naiknya harga minyak ex Bumi Indonesia!

Soal alternatif agar tidak perlu ada kenaikan harga2 dan tarif adalah sbb:

  1. Minyak tanah dapat diganti dengan briket arang dari bahan sampah yg berlimpah produksi tiap kota. Pemerintah cukup mempelopori cara pembuatan briket arang ini dengan memberikan petunjuk dan instruksi di tiap kota di Indonesia, Biarkan muncul produsen2 lokal, yg sekaligus menciptakan enterpreneur2 lokal. Contoh yg sudah ada adalah di kota Ciamis, dengan peloipor pak Ujang, yg menjual briket batubara Rp 1.600/kg, jauh lebih murah dari pada harga minyak tanah atau Elpiji.
  2. Untuk penghematan penggunaan BBM untuk transportasi, saran kami adalah perluasan budaya kerja Teleworking atau Telcommuting, yang sekaligus juga akan mengurangi kemacetan di jalan-jalan di kota besar, sebab dengan budaya kerja baru ini, maka akan makin jarang executives dan karyawan yang pergi kekantor untuk menyampaikan hasil kerja mereka. Mereka cukup memanfaatkan jaringan Broadband Internet (yang diramalkan sesuai MOU DEPKOMINFO dan The Habibie Center mencapai 20-juta pengguna tahun 2008 ini). Pagi tadi saya secara tidak sengaja bertemu dengan President & CEO PT INCO Indonesia, bapak Arief S. Siregar di lapangan golf Dago, setelah malamnya menghadiri acara mantu pak Cahyana. Pak Arief secara tegas menyatakan bahwa budaya kerja Teleworking/Telecommuting ini telah lama diterapkan di PT INCO Indonesia, seperti halnya di PT IBM Indonesia, Ernst & Young Consulting, PT Hewlett Packard Indonesia dan PT Microsoft Indonesia. Jaringan Broadband 3G dan 3,5G serta semi broadband (GPRS) telah tersebar luas di kota2 di Indonesia. Selain itu juga sudah cukup banyak tersedia warnet2 dan HotSpot yg berbayar maupun gratisan, sebagaimana hasil Diskusi Roundtable minggu lalu, yang ternyata tarif Internet Indonesia termasuk yg termurah di dunia. Kalau Perusahaan Asing/Konsultan Asing di Indonesia bisa menerapkan Teleworking/Telecommuting, mengapa BUMN, Swasta Indonesia dan Instansi Pemerintah tidak bisa??
  3. Tentang alternatif sumber daya listrik, ada dua alternatif. Yang pertama adalah dengan memanfaatkan Energi Matahari yang berlimpah. Kalau kita produksi secara massal Solar Panel-Solar Panel, maka harganya bisa turun. Kalau setiap rumah di Indonesia dipasang Solar Panel, maka kebutuhan energi listrik dari PLN akan bisa sangat dikurangi, sehingga tidak perlu ada akal2an untuk menghemat listrik, yg ujung2nya hanyalah mencekik leher rakyat Indonesia.
  4. Alternatif kedua sumber daya listrik, adalah dengan memprodusir secara massal sumber daya listrik dari Fuel Cell, sehingga harga retailnya di Indonesia menjadi murah.Bahan bakunya adalah air (H2O) yang berlimpah. Saya pernah melihat referensi tentang hal ini di Internet. Info lengkapnya akan kami susulkan.

Silahkan ditanggapi, atau dilakukan langkah-langkah penerapannya di Indonesia.
Semoga memberikan kesejahteraan bagi bangsa dan negara Indonesia.
----------------------------------------------0-----------------------------------------------

Pengusaha Warnet Mulai Berpikir untuk Alih Usaha

Kebijakan pemerintah akan memberikan disinsentif dan insentif dalam pemakaian listrik juga akan berdampak besar pada beberapa usaha kecil dan menengah yang sangat bergantung pada listrik. Beberapa pengusaha bahkan mulai memikirkan untuk alih usaha karena tidak mudah melakukan penghematan listrik.

Sesuai penggunaannya, kami menggunakan sambungan listrik 2.200 VA.
Tidak mungkin menghemat listrik. Tagihan pasti membengkak dan pendapatan akan turun drastis jika kebijakan baru PLN diterapkan. Mungkin usaha kami ini harus ditutup dulu,” kata Andika, pemilik warung internet (warnet) di Jalan Kimia, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat.

Memes Then (38), pengusaha fotokopi di bilangan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, mengatakan, jika pengeluaran untuk listrik naik terus, entah karena kenaikan tarif maupun disinsentif, biaya operasional pasti membengkak.

Padahal kalau kami kena pemadaman listrik, kami rugi besar. Dan, PLN tidak mau menanggung kerugian kami,” ungkap Memes. Dia mencontohkan, dalam satu hari dia harus membayar upah pegawai Rp 50.000. Karena dia memiliki 17 pegawai, maka setiap hari dia harus merogoh kocek Rp 850.000. Upah ini harus tetap ia bayarkan karena usahanya tidak berjalan bukan karena kesalahan pegawai.

Menurut Andika, rata-rata setiap hari terdapat 10 komputer yang efektif digunakan. Setiap komputer dinyalakan tanpa henti selama sekitar 10 jam.

Omzet per hari mencapai Rp 500.000. Sebanyak 5-7 persen dari omzet tersebut untuk membayar listrik. Padahal, Andika harus membayar upah tiga pegawai, sewa tempat, langganan sambungan internet, dan perawatan peralatan. (SF/NEL/ARN)

Senin, 03 Maret 2008

Internet Murah untuk Indonesia

Biaya Layanan Jasa Internet di Indonesia selama ini dikenal mahal dibandingkan dengan biaya layanan Internet di negara-negara tetangga Asean, India, Cina, maupun di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Korea dan Jepang.

Tetapi dewasa ini benarkah sinyalemen masyarakat pada umumnya bahwa biaya Layanan Jasa Internet di Indonesia masih seperti kenyataan beberapa tahun yang lalu, yang dianggap mahal atau sangat mahal?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, maka MASTEL bekerjasama dengan INDOSAT/IM2 menyelenggarakan Roundtable Discussion tentang “Internet Murah untuk Indonesia” pada hari Jumat siang, pukul 14:00-17:00 WIB di Gedung INDOSAT, jl. Merdeka Barat 21, Jakarta, dengan para Narasumber sbb:

1. Ibu Sylvia Sumarlin - Ketua Umum APJII
2. Bapak D. Herry Swandito - Sales& Marketing Director PT INDOSATM2
3. Bapak M. Marpaung, Senior Manager Voice & Internet, Divisi
Multimedia PT TELKOM
4. Bapak Sumitro Roestam, Ketua MASTEL

dan Moderator: Bapak Damsyiruddin Siregar - Ketua MASTEL.

Peserta yang hadir tidaklah sebanyak para vokalis Milis MASTEL dan Telematika, namun cukup merepresentasikan para operator, ISP, NAP, pengguna dan pemerhati Internet, seperti : Bapak Gisi Suseno Hadihardjono - Ketua Umum MASTEL, Bapak Arnold Djiwatampu- Konsultan Telematika, Bapak Sukarno Abdulrahman - Senior MASTEL, Ibu Retno - Sekjen MASTEL, Bapak Setyanto P. Santosa, Sesepuh TELKOM, Bapak Marcellus Ardiwinata -Deputy Director First Media, Bapak Naswil Idris - pemerhati telematika, serta para executives dari operator telekomunikasi, ISP dan NAP Indonesia turut hadir meramaikan diskusi
tersebut.

Para Narasumber ternyata menyampaikan optimisme tentang layanan Internet di Indonesia, dimana jumlah pelanggan Internet saat ini sudah mencapai 2,7 juta orang, sedangkan yang mengakses Internet, baik itu sebagai pelanggan maupun yang memanfaatakan sarana umum (warnet) ataupun saran kantor, rumah, HP, PDA, dan lain-lainnya adalah sebanyak 27 juta orang, atau sekitar 12% penduduk Indonesia.

Tentang tarif layanan jasa Internet di Indonesia ternyata juga sudah sama atau sedikit lebih mahal dari tarif layanan Internet yang termurah di dunia, dimana ringkasannya didasarkan atas jenis mode akses Internet adalah sbb:

1. Dialup PSTN Telkomnet Speedy, tarifnya Rp 57/menit
2. Dialup CDMA 2000 1x EVDO StarOne dan Fren, tarifnya Rp 47/menit
3. ADSL Telkomsspeedy, tarifnya Rp 350/Mbyte
4. Semi-Broadband GPRS 115 kpbs max, tarif awalnya sekitar Rp 10/kbyte
5. Broadband EDGE s/d HSDPA 7,2 Mbps tarif Pasca Bayar Rp 350/Mbyte dan IM2 Prabayar Rp 600/Mbyte
6. Akses via RT/RW-net, tarif Flat-Rate Rp 50.000-Rp 200.000/bulan
7. Akses via Power LineCommunications (PLC), harga pokok Rp 80.000 /bulan/pelanggan dan harga jual= Rp 120.000/bulan/pelanggan Flat-Rate
8. Akses via HotSpot WiFi ada yg berbayar (sekitar Rp 5.000-10.000 /jam) dan gratis (TELKOM, 6.000 lokasi)
9. Akses via HP, PDA dan Infra Red atau Bluetooth, tarifnya sesuai layanan Operator Mobile GSM, 3G dan CDMA
10.Akses via Warnet dan Cybercafe, tarifnya Rp 3.000-10.000/jam

Kesimpulannya adalah sbb:

1. Tarif Internet di Indonesia dinilai cukup wajar dibandingkan dengan tarif di USA, Australia, Malaysia dan Singapore, namun sedikit diatas tarif di India.
2. Untuk mengurangi traffic ke LN, dan dengan demikian untuk menurunkan tarif layanan Internet, maka agar diperbanyak konten DN dan peering antar ISP di Indonesia.
3. Subsidi biaya dari PT TELKOM kepada HotSpot/WiFi gratis di 6.000 lokasi bisa dihilangkan atau dijadikan profitable bila ada kerjasama untuk memanfaatkan lokasi2 ini bagi promosi produk atau pemasaran, ataupun ada layanan Online Game yg berbayar. Hasilnya dapat dipakai untuk menurunkan tarif Telkomnet Instant dan Telkomspeedy lebih rendah lagi.
4. Agar ada kerjasama antara Operator besar dan NAP/ISP kecil yang Win-Win serta untuk menyehatkan Industri Internet di Indonesia dengan tarif yang wajar.
5. Perlu kehati-hatian dalam rencana penerapan Unified Licensing, agar tidak mematikan ISP/NAP kecil, Warnet dan UKM.

Diskusi Roundtable “Internet Murah untuk Indonesia” ditutup pada pukul 17:30 WIB oleh Ketua Umum MASTEL, Bapak Giri Suseno Hadihardjono.

Semoga bermanfaat dan silahkan ditanggapi.
Wassalam,
S Roestam
Artikel lengkap ada di http://mastel.wordpress.com

Minggu, 24 Februari 2008

Blog Resmi Para Pejabat dan Eksekutif untuk Percepatan Pembangunan Nasional

Komunikasi yang lancar antar manusia menjadi prasyarat untuk cepatnya pertukaran informasi dan ilmu yang dapat memajukan peradaban suatu bangsa. Di Zaman Batu, kemajuan peradaban manusia berjalan begitu lambat, mencapai ribuan tahun, sebab belum terbentuknya bahasa untuk berkomunikasi. Setelah ada bahasa yang baku, maka proses kemajuan itu berjalan lebih lancar. Di Era Revolusi Industri, kemajuan peradaban berlangsung jauh lebih singkat dan cepat, sebab adanya mesin cetak, keretaapi dan mobil untuk mentransportasikan informasi. Kemajuan peradaban ummat manusia lebih dipercepat lagi dengan ditemukannya alat komunikasi elektronik, yaitu telegap, telepon, telex dan faksimile.

Di Abad ke-21 ini yang merupakan Era Internet, sudah ada SMS, Interenet Messaging, e-Mail dan Mailing List yang membantu kelancaran komunikasi antar ummat manusia.

Namun pada kenyataannya para Pejabat/Eksekutif itu sering sekali sangat sibuk dengan pekerjaan mereka sehari-hari, sehingga sering sekali sarana komunikasi tersebut diatas menjadi kurang efektif.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat terobosan dalam komunikasi dengan masyarakat melalui penerbitan Website http://www.presidensby.info yang sangat informatif, namun lebih bersifat informasi Top-Down, sedikit sekali kesempatan untuk berdialog langsung. Lagipula website ini dikelola oleh Tim Kepresidenan.

Sebuah terobosan baru dilancarkan oleh Bapak MENHANKAM Prof. Juwono Sudarsono dengan menerbitkan Blog Resmi MEHANKAM di Wordpress, yaitu:

http://juwonosudarsono.com/wordpress/index.php

sehingga memungkinkan kita untuk berdialog langsung dengan beliau, mengutarakan keluhan, saran dan pendapat kita untuk pebaikan bangsa, negara dan Pemerintah RI.

Berikut ini adalah sebuah komentar tentang Blog MENHANKAM tersebut sbb:

“So he’s the first Indonesia Minister to have a blog. An extraordinary step forward as far as Indonesia’s VIPs are concerned. Extraordinary for more than one: (1) It symbolizes his willingness to reach out to the people, to talk directly to them, to us, a kind of willingness that’s uncommon among Indonesian establishment; (b) By opening the comment box in his blog, it suggests that he’s not afraid of any criticism, if any, which means he doesn’t have anything to hide, to afraid of. That might explain the meaning of his blog title: “Integrity in its strict sense.” A man of integrity, of principle should not worry anything;”

Menurut hemat kami, penerbitan Blog Resmi Pejabat atau Eksekutif akan menjadi titik awal percepatan kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai ini, karena:

1.Masyarakat dapat berdialog langsung dengan Pimpinan, tanpa adanya perantara yang bisa mendistorsi informasi.

2.Akan ada banyak informasi realistis yang dapat disampaikan langsung kepada Pimpinan, baik berupa keluhan, pendapat dan sara-saran yang positif untuk memajukan bangsa, negara atau korporasi, sehingga dapat dicari kesimpulan atau jawaban yang terbaik bagi sesuatu persoalan atau permasalahan secara lebih cepat, efisien dan efektif.

3.Akan tidak ada lagi Laporan-laporan yang ABS, sebab semuanya bisa diverifikasi secara langsung.

Setahu kami ada beberapa Pejabat Negara yang telah memiliki Blog,
yaitu: Pak Gatot HP dari DEPDIKNAS dan Pak Eddy Satriya dari MenkoPerekonomian.
Silahkan masukan ini ditanggapi, didukung dan dilaksanakan demi percepatan kemajuan bangsa dan negara.

Wassalam,

Jumat, 04 Januari 2008

Diskusi Telematika 2008 di Cyberspace

Pada hari Kamis 27 Desember 2007 Masyarakat Telematika Indonesia menyelenggarakan “Diskusi Akhir Tahun 2007 Telematika Indonesia” di Gedung Sawala Dept. Keuangan R.I. atas prakarsa bapak Eddy Satriya, Asdep bidang Telematika dan Infrastruktur Menko Pereknomian R.I. Ringkasan Hasil-hasil Diskusi tersebut dapat dilihat pada Blog Link dibawah ini:

http://sroestam.wordpress.com/2007/12/28/oleh2-diskusi-akhir-tahun-telematika-27-des-2007-di-dept-keuangan/

Melalui diskusi lanjutan tentang hasil-hasil diskusi tersebut diatas, maka disimpulkan perlunya membahas lebih lanjut dan tuntas masalah-masalah inti Telematika Indonesia sbb:

  * e-Leadership
  * Masih diperlukan Koordinasi dan Sinkronisasi yang lebih baik antar Dept, Instansi, Lembaga, Swasta dan Masyarakat umum dalam pemanfaatan TIK untuk memajukan perekonomian Indonesia. Terlihat bahwa masing-masing masih berkutat dengan micro management, tanpa melihat ke macro management yang seyogyanya menjadi arah dan fokus bersama.
  * Kurang lengkapnya atau kurang andalnya data2 statistik di Indonesia
  untuk pembuatan perecanaan yg akurat dan tepat.
  * Beberapa kebijakan yang perlu ditinjau kembali, seperti: USO, Palapa Ring, Broadband Wireless Access, Pentarifan (murah, flat-rate), Kepemilkan Asing, Industri TIK lokal, dan Flagship DeTIKNas
  * Sandardisasi, Sinkronisasi dan Koordinasi pelaksanaan e-Goverment agar cepat, murah, efektif dan efisien.

Pembahasan terakhir di Milis telematika@yahoogroups.com menyimpulkan bahwa sebaiknya Diskusi Isyu2 Strategis Telematika Tahun 2008 diselenggarakan saja via Cyberspace, sehingga diperoleh efisiensi Biaya, Waktu, dan Ruang, sebab bisa dilaksanakan kapan saja, dimana saja, dan dengan biaya yang sangat minimal, tanpa harus menyerap anggaran APBN Pemerintah.

Disarankan agar “Diskusi Telematika 2008″ di Cyberspace ini tidak perlu dibatasi oleh Waktu, yang penting mengarah secara cepat kepada Kesimpulan dan Solusi pemecahan masing2 masalah/isyu.

Untuk menghindari Campur-aduk Isyu yang dibicarakan, maka dibuatkan Sistematika Diskusi melalui Topik atau Subject pada tiap Posting dari Anggota Milis.

Agar Peserta Diskusi lebih luas dan mencakup Seluruh
StakeHolders Telematika, maka Posting Subject yang didiskusikan
bisa dikirim secara Paralel untuk beberapa Milis yang Populer:
1. telematika@yahoogroups.com
2. mastel-anggota@yahoogroups.com
3. cio-indonesia@yahoogroups.com
4. egov-indonesia@yahoogrups.com
5. linux-aktivis@linux.or.id
6. APWKomitel@yahoogroups.com

Setiap hari Senin Moderator masing-masing Milis diwajibkan untuk membuat Summary dari masing2 Topik/Subject yang dibahas.

Berdasarkan masukan dari kawan2 semua, Topik Bahasan meningkat menjadi Total 33 topik sbb:

  1. Palapa Ring
  2. e-Proc
  3. National Single Window
  4. Nomor Indentitas Nasional
  5. e-Anggaran
  6. e-Edukasi dan e-Learning
  7. Legal Software Pemerintah
  8. UU ITE
  9. Digital TV Implementation
  10. BWA
  11. Cheap PC Programe
  12. Professional ICT Standard
  13. Techno Park
  14. Capital Venture for ICT
  15. UU Konvergensi
  16. e-Health /e-Medicine/e-Commerce
  17. Akses Internet Murah
  18. Telepon Gratis
  19. Konten Lokal (software, karya seni, dll)
  20. e-Leadership
  21. e-Government (Pusat dan Lokal- dari pak Ibenk)
  22. USO (dari diskusi yang lalu)
  23. Kompetisi Bisnis Telematika (dari Mas Wig)
  24. Kepemilikan Asing (dari diskusi yg lalu, masukan dari Ibu Nies -XL)
  25. IT Systems Planning, Development, Training and Consulting for SME’s
  26. IT System Audit for SME’s
  27. Open Source Software Implementation and Collaboration
  28. Koperasi Teknologi Informasi dan Pusat Pemasaran Bersama
  29. Community Access Point (CAP)
  30. Kerjasama ISP/Jaringan/Warnet untuk Content Filtering (porn, kekerasan, dsb)
  31. Rekomendasi content filtering di Jaringan LAN corporate, termasuk larangan adanya content porn di dalam jaringan LAN.
  32. Perencanaan dan Pemanfaatan Satelit
  33. Number Portability (ganti Operator tanpa ganti Nomor Telpon)
  34. Layanan Masyarakat Umum dan Mutu Layanan

Diantara kawan2 ada yang mengusulkan untuk memakai SATU saja Milis untuk “Diskusi Telematika di Cyberspace”, dengan alternatif membuat Milis BARU, atau pakai Milis yang ada, walaupun ada Moderator-nya, namun dibiarkan bebas agar Posting tiap Member bisa langsung muncul dan tidak menunggu lama.

(diskusi penentuan judul dan Milis masih berlanjut: Pukul 17:00 WIB, 3 Jan 2008)

Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL)

Software Apakah yang Anda pakai di PC-Laptop Anda?

Tabel Tingkat Penggunaan SW Illegal 2006

Tabel Tingkat Penggunaan SW Illegal 2006
Hasil Survey BSA 2006